Contoh ASKEB BBL Pathologi Bayi Asfiksia dan Labiopalatoskizis - Carinfomu
News Update
Loading...

Wednesday 10 August 2016

Contoh ASKEB BBL Pathologi Bayi Asfiksia dan Labiopalatoskizis


ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATHOLOGI
PADA BAYAI Ny. O USIA 0 MENIT DENGAN ASFIKSIA SEDANG DAN LABIOPALATOSKIZIS
DI RSUD BANYUDONO

 














Disusun Oleh :
Dwi Meitiya Fatimah
A 2012023




DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) AISYIYAH SURAKARTA
2014


LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARULAHIR DENGAN ASFIKSIA DAN LABIOPALATOSKIZIS

Ø  ASFIKSIA
A.    PENGERTIAN
Asfiksia neonotus adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan (mochtar : 1998)
Asfiksia neonotus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat menunjukkan tekanan O2 yang kurang dan semakin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Manuaba : 1998).
Asfiksia berarti hipoksia progresis, penimbunan CO2 dan asidosis bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Assiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya (Saiffudin : 2001)

B.     KLASIFIKASI
Nilar APGAR Score
Tanda
Skor 0
1
2
Frekuensi jantung
Usaha nafas
Tonus otot
Resiek
Warna kulit
Tidak ada
Tidak ada
Lumpuh
Tidak ada
Biru/pucat
<100x/menit
Lambat tidak teratur
Ekstimitas fleksi
Gerakan sedikit
Tubuh merah
Ekstremitas biru
>100 x/menit
Menangis kuat
Gerakan aktif
Tangisan kuat
Seluruh tubuh
Kemerahan

Klasifikasi klinis apgarscore
  1. Asfiksia berat (nilar apgar 0-3)
Pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung tidak ada atau <100x/menit, tonus otot lemas, sianosis berat, tidak ada reaksi, respirasi tidak ada.
  1. Astiksia ringan-sedang (nilai apgar 4-6)
Pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung <100x/menit, tonus otot kurang, sinosis (badan merah, ektremitas biru), menangis, respirasi lambat tidak teratur.
  1. Bayi normal/sedikit asfiksia (nilai apgar (7-9)
Pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung >100x/menit, tonus otot baik/pergerakn aktif seluruh badan merah, menangis kuat respirasi baik
  1. Bayi normal dengan (nilai apgar 10)
Bayi dianggap sehat, tidak perlu tindakan istimewa

C.    ETIOLOGI
Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya astiksia pada bayi baru lahir diantaranya adalah factor ibu, tali pusat dan bayi berikut ini
  1. Faktor ibu
a.       Preklamesia dan eklamsi
b.      Perdarahn abnormal (plasenta previra/solusio plasenta)
c.       Pertus lama/partus mocec
d.      Demam selama persalinan, infeksi berat (malaria, sitilis, TBC, HIV)
e.       Kehamilan lewat waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
  1. Faktor tali pusat
a.       Lilitan tali pusat
b.      Tali pusat pendek
c.       Simpul tali pusat
d.      Prolopsus tali pusat
  1. Faktor bayi
a.       Bayi premature
b.      Persalinan dengan tindakan (sungsang bayi kembar distosia bahu, ekstrasi kacum ekstrasi forcep
c.       Kelainan bawaan
d.      Air ketuban bercampur
D.    DIAGNOSA
Untuk dapat mediagnosa gawat janin dapat ditetapkan dengan melakukan pemeriksaan sebagai berikut
  1. Denyut jantung janin
a.       DJJ : meningkat >160x/menit tingkat pemulaan
b.      Frekuensi denyut jantung <100x/menit
c.       Pengeluaran mekanium pada letak kepala menunjukkan gawat janin (Manuaba, 2001:422)
  1. Mekonium dalam air ketuban
  2. Lama persalinan
Lamanya peralinan menyebabkan aliran oksigen ke janin berkurang yang dapat menyebabkan terjadi asfikria pada BBC yaitu partus lama/partus macet dan persalinan sulit, seperti letak sungsang, bayi kembar, distorik bahu, ektraksi vacuum dan vorcep

E.     PENATALAKSAAN ASFIKSIA SEDANG
  1. Mencegah BBL kelahiran panas dan mengeringkan tubuh bayi
  2. Meletakkan bayi dalam posisi yang benar
a.       Bayi diletakkan terlentang diatas alas yang datara, kepala lurus dan leher sedikit tengadah
b.      Letakkan handuk/selimut /kain yang digulung dibawah bahu bayi
  1. Membersihkan jalan nafas
a.       Kepala bayi dimiringkan agar cairan berkumpul di mulut dan tidak differing bagian belakang
b.      Mulut dibersihkan terlebih dahlulu maksud cairan tidak teraspirasi 
  1. Menilai bayi
Penilaian bayi dilakukan berdasarkan 3 gejala yang sangat penting yaitu
a.       Usaha nafas
b.      Frekuensi denyut jantung
c.       Warna kulit

  1. Menilai usaha nafas
a.       Apabila bayi mengalami sukar bernafas dilakukan rengsangan tektil
b.      Apabila setelah beberapa detik tidak terjadi reaksi atas rangsangan tektil, mulailah pemberian VTP (Ventilasi Tekanan Positif)
  1. Menilai frekuensi denyut jantung
a.       Frekuensi denyut jantung dihitung dengan cara menghitung denyut jantung selama 6 detik dan hasilnya 10 x
b.      Apabila frekuensi denyut jantung >100x/menit dianjurkan menilai warna kulit
c.       Apabila frekuensi denyut jantung kurang dari 100 x/menit walaupun bayi bernafas spontan, menjadi indikasi dilakukan VTP
  1. Menilai warna kulit
a.       Apabila terdapat nanosis sentral, oksigen tetap diberikan
b.      Apabila terdapat sionosis resifer, oksigen tidak perlu diberikan
  1. Ventilasi tekanan positif
a.       VTP dilakukan dengan jungkup 4 bolon sesunitas/sungkup dan tebung
b.      Kecuali ventilasi 40-60x/menit
c.       Tekanan ventilasi untuk bernafas pertama 30-40 cm H2O, setelah nafas pertama tekanan 15-20 cm H2O
d.      Suara nafas didengar dengan menggunakan stetoskop  

Ø  LABIOPALATOSKIZIS
A.    PENGERTIAN
Labioskitis adalah kelainan congenital sumbing yang terjadi akibat kegagalan fusi/penyatuan prominen maksilaris dengan prominen nasalis medial yang diikuti distrupsi kedia bibir, rahang dan pelatum anterior.
Palatuskizis adalah kelainan congenital sumbing akibat kegagalan susi poletum pada garis tengah dan kegagalan fusi dengan septumnasi



B.     KLASIFIKASI
Berdasarkan organ yang terlibat
  1. Labioskizis                  : celah di bibir
  2. Gnatoskizs                  : celah di gusi
  3. Paktuskizis                  : celah di langit
  4. Labiopelatoskitis         : celah di bibir dan langit-langit 
Berdasarkan lengkap / tidaknya celah terbentuk
  1. Unitekal Incomplete   : celah sumbing hanya disalah satu sisi bibir dan
tidak memanjang hingga kehidung.
  1. Unilotekal complete    : celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir
dan memanjang hingga ke hidung
  1. Bilateral complete       : celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan
memanjang hingga ke hidung.

C.    ETIOLOGI
  1. Herediter
a.       Mutasi Gen
b.      Kelainan Kromosom
Celah bibir terjadi sebagai suatu ekspresi bermacam-macam syndrome akibat penyimpangan dai kromosom, missal trisomi 13 (poteu), trisomi 18 (edwars) dan Trisomi 21
  1. Faktor Lingkungan
a.       Faktor usia ibu semakin bertambahnya usia ibu, waktu hamil daya pembentukan embrio (pembelahan merosis) akan menurun.
b.      Obat-obatan misalnya penggunaan asetosal/aspirin sebagai obat onolgesik pada masa kehamilan trimester pertama. Beberapa obat yang tidak boleh dikonsumsi selama hamil yaitu ritampisin, fenesitin, sulfonamide, aminoglikosid, indometcsin, asam fluteticmet, ibu prosen, penisilamin, drazepam, kurtikosteroid
c.       Nutrisi, misalnya defisiensi, Zn, B6, Vitamin C, dan asam folat
d.      Jumlah paritas ibu  
e.       Penyakit ibfeksi contoh : infeksi rubella, sifilis, Toxoplasmosis, dan klamidic.

D.    TANDA GEJALA
  1. Terjadi pemisahan langit-langit
  2. Terjadi pemisahan bibir
  3. Terjadi pemisahan bibir dan langit-langit
  4. Infeksi telingga
  5. BB tidak bertambah
  6. Pada bayi terjadi regurgitasi nasal ketika mengurus yaitu keluarnya air susu dari hidung

E.     KOMPLIKASI
  1. Gengguan bicara
  2. Aspirasi
  3. Distress pernafasan
  4. Resiko infeksi saluran nafas
  5. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
  6. Gangguan pedengaran yang disebabkan oleh atitis media sekunder akibat disfungsi tube eustcchius
  7. Masalah gigi
  8. Kesulitan makan

F.     PENATALAKSANAAN
Penanganan untuk bibir sumbing adalah operasi. Operasi dilakukan setelah bayi berusia 2 bulan, dengan BB meningkat dan bebas dari infeksi orol pada saluran nafas dan sistemik. Sebelum melakukan operasi syarat rules of ten harus dipenuhi yaitu BB bayi minimal 10 Pon kadar Hb 109% dan usia minimal 10 minggu dan kadar leukosit minimal 10.000/UI


  1. PERAWATAN
a.       Menyusui ibu
Menyusui adalah metode pemberian makan terbaik untuk seorang bayi dengan bibir sumbing tidak menghambat penghisapan susu ibu
b.      Menggunakan alat khusus
·         Dot domba (dot besar, ujung halus dengan lubang besar) atau hanya dot biasa dengan lubang khusus
·         Botol peras dengan meremas botol mak susu dapat di dorong jatuh ke belakang mulut hingga dapat dihisap bayi
·         Ortodonsi pemberian plat yaitu pemberian penutup sementara celah paktum agar memudahkan pemberian minum
c.       Tepuk-tepuk punggung bayi berkali-kali karena cenderung untuk menelan banyak udara
d.      Periksalah bagian bawah hidung dengan teratur
e.       Suatu kondisi yang sangat sakit dapat membuat bayi menolak menyusu. Jika hal ini terjadi arahkan dot ke bagian sisi mulut (untuk memberikan kesempatan pada kulit yang lembut untuk sembuh)
f.       Setelah selesai menyusu, perlahan-lahan bersihkan daerah yang sumbing dengan alat berujung kapas yang telah dicelupkan dalam hydrogen perosida / setengah kuat atau air 
  1. PENGOBATAN
a.       Dilakukan bedah elektif yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk penanganan selanjutnya. Bayi akan memperoleh operasi untuk memperbarui kelainan, tetapi waktu yang tepat untuk operasi tersebut bervariasi.
b.      Tindakan pertama dikerjakan untuk menutup celah bibir berdasarkan criteria rule of Ten yaitu : umur > 10 minggu, BB > 10 pon/5kg, Hb >10 gr/dl, leukusit>10.000/UI
c.       Tindakan operasi selanjutnya adalah menutup langitan/palatoplasi dikerjakan sedini mungkin (15-24 bulan)
Pada umur 8-9 tahun, dilaksanakan operasi penambahan tulang pada celah alveolus/maxilla
Pada umur 15-17 tahun, dikerjakan setelah pertumbuhan tulang-tulang muka mendeteksi selesai.
  1. PRINSIP : PERAWATAN SECARA UMUM
a.       lahir : bantuan pernafasan dan pemasangan NGT (bila perlu)
b.      1 minggu : pembuatan feeding plate untuk membantu menutup langit-langit dan mengarahkan pertumbuhan, pemberian diot khusus
c.       3 bulan : labiopalesty / operasi untuk bibir, otonasi (untuk hidung) dan ekaluasi telinga
d.      18 bulan-2 tahun pelathoplasty / operasi langit-langit
e.       4 tahun dipertimbangkan repalatonapy atau pharingoplasty
f.        6 tahun evaluasi gigi dan rahang, evaluasi pendengaran
g.      11 tahun, Alveolor bone graft ougmentation (cangkok tulang pada pinggir alveolar
h.      12-13 tahun final touch, perbaikan-perbaikan bila diperlukan
i.        17-18 tahun orthognatik surgery bila perlu
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Vision 2011 Asuhan Neonotus Bayi dan Anak Balita Jakarta : Salemb Medika
KR. JN Pk 2008 ASuhan Persalian Normal Jakarta : TIIM
Prawirohardjo, Sarwono 2009 Buku Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatel Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba, Ida B Agus Gede 2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan KB Jakarta: EGC
Hidayat, Aziz Alimul 2006 Pengantar ilmu keperawatan Anak Jakarta: Salemba Medika
Izya. 2012 Info Kesehatan Labioskizis/Labiopaktuskizis, Jakarta : Salemba Medika
Sjamluhidayat, Dejang 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta : EGC
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATHOLOGI
PADA BAYI Ny. D USIA 0 MENIT DENGAN ASFIKSIA SEDANG DAN LABIOPALATOSKIZIS
DI RSUD BANYUDONO

Hari / tanggal : Rabu, 15 Oktober 2014
Pukul               : 17. 25 WIB
Tempat            : Ruang VK RSUD BANYUDONO

I.              PENGKAJIAN  DATA
A.    Data Subyektif
1.      Identitas Bayi
Nama bayi             : Bayi Ny. D
Usia                       : 0 menit
Jenis kelamin         : Perempuan
Tangal lahir           : 15 Oktober 2014
2.      Identitas Orang Tua
Nama Ibu              : Ny. D                                    Tn. : K
Usia                       : 34 tahun                                40 tahun
Agama                   : Islam                                                 Islam
Pendidikan            : SMA                                                 SMA
Pekerjaan               : IRT                                        Swasta
Penghasilan           : -                                             Rp. 2.000.000
Alamat                  : Ngemplak 4/1, Ngargorejo, Ngemplak, Boyolali
3.      Alasan Dirawat
Bayi baru lahir spontan pervagmam tanggal 15 Oktober 2014 pukul 17.25 WIB, tidak segera menangis, gerakan kurang aktif, warna tubuh kemerahan, ekstremitas kebiruan, jenis kelamin perempuan



4.      Data Kebidanan
a.       Riwayat Prenotal
Ibu mengatakan ini merupakan kelahiran yang ke-9, melahirkan 8 kali dan belum pernah keguguran (G9 P8 A0). Ibu mengatakan HPHT tanggal 13 Januari 2014 dan HPL tanggal 20 Oktober 2014 (usia kehamilan 39+2 minggu)
·         Riwayat ANC
ANC TM I  1x ditempat bidan
Keluhan     : tidak ada
Tindakan   : Fe 60 mg 1x1, CAK 1x1, B6 1x1
Nasehat     : makan makanan bergizi, istirahat cukup, hidari
aktivitas berat
ANC TM II 2x ditempat bidan
Keluhan     : tidak ada keluhan
Tindakan   : Fe 60 mg 1x1, calk 1x1
Nasehat     : makan makanan bergizi, istirahat cukup
ANC TM III 3x ditempat bidan
Keluhan     : tidak ada keluhan
Tindakan   : Fe 60 mg 1x1, calk 1x1
Nasehat     : Makan makanan bergizi, istirahat cukup, persiapan
persalinan
b.      Riwayat Persalinan Sekarang
a.       Kala I
Ibu mengatakan masuk di RSUD Banyudono tanggal 15 Oktober 2014 pukul 17.00 WIB. Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng sejak pukul 15.00 WIB dan sudah mengeluarkan cairan jernih sedikit-sedikit (merembes)
b.      Kala II
Pukul 17.20 WIB ibu mengaatakan ingin meneran seperti mau BAB
Bayi lahir spontan pervaginam pukul 17.25 WIB
c.       Kala III
Plasenta lahir spontan, kotiledon dan selaput ketuban utuh
d.      Kala IV
Perdarahan ± 150 cc
Kontraksi uterus keras, TFU 2 jari di bawah pusat
c.       Riwayat Postnatal
Bayi lahir spontan pervaginam tanggal 15 Oktober 2014 pukul 17.25 WIB gerakan kurang aktif, tidak segera menangis, warna tubuh kemerahan dan ektremitas biru
5.      RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak mempunyai keturunan kembar. Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
o   DM dengan gejala : sering BAK, banyak makan dan minum, BB menurun, luka sukar mongering
o   Hipertensi dengan gejala : tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmHg sakit kepala pusing, mudah lelah
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menahun, seperti :
o   Asma dengan gejala : nafas pendek, dada terasa sesak, nyeri dan tertekan
o   Jantung dengan gejala : dada berdebar-debar, mudah lelah dan sesak nafas
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
o   Hepatitis dengan gejala : timbul warna kuning pada kulit dan kuku serta bagian putih pada mata
o   HIV/AIDS dengan gejala : BB menurun drastic, daya tahan tubuh menurun
Ibu mengatakan anak ke delapan yang sekarang berumur 1,5 tahun juga mengalami bibir sumbing.  
6.      DATA FUNGSIONAL
a.       Nutrisi                         : bayi belum mendapatkan asupan apapun
 sejak lahir
b.      Eliminasi                     : bayi belum BAK
bayi belum BAB
c.       Aktivitas                     : bayi bergerak lemas, dan tidak segera
menangis
d.      Personal Hygiene        : bayi belum dimandikan
e.       Pola tidur                    : bayi belum tidur sejak lahir

B.      DATA OBYEKTIF
1.      Keadaan umum     : lemah
2.      APGAR SCORE MENIT KE-0
Penilaian
Score
Denyut jantung
Nafas
Tonos Otak
Reflek
Warna kulit
2
1
1
1
1
Total
6

3.      Pemeriksaan fisik sekilas
Kepala       : tidak ada caput, succadoneum, tidak ada cephal
hcemotoma, tidak ada benjolan, rambut warna hitam
Mulut        : ada celah dari labio atas terpisah sampai di pembatasan
polotum (celah di mulut di mulut bagian kiri) (labiopalotoskizis)
Genetalia   : jenis kelamin perempuan, lebia mayora menutupi labio
minura
Anus          : ada (+)

II.                INTERPRESTASI DATA
Tanggal           : 15 Oktober 2014                               pukul : 17.25 WIB
Diagnosa
Bagi baru lahir Ny. D usia 0 menit dengan asfiksia sedang dan labiopolatoszizis
Dasar
DS       : bayi baru lahir spontan pervaginom tanggal 15 Oktober 2014 pukul 17.25 WIB tidak segera menangis, gerakan kurang aktif, warna tubuh kemerahan ekstremitas kebiruan jenis kelamin perempuan
DO      : 1. Keadaan umum : lemah
2. APGAR SCORE menit ke -0
Penilaian
Score
Denyut jantung
Nafas
Tonos Otak
Reflek
Warna kulit
2
1
1
1
1
Total
6
3. Pemeriksaan fisik
Mulut : ada celah dari labio kiri atas sampai di pembatasan paktum (labiopcktoskizis)

III.             DIAGNOSA POTENSIAL
Asfiksia berat

IV.             ANTISIPASI
Kolaborasi dengan dr. spesialis anak melakukan resusitasi sesuai advis dokter lakukan tindakan resusitasi

V.                PERENCANAAN
Tanggal : 15 Oktober 2014
Pukul : 17. 25 WIB
1.      Cegah hipotermi dan infeksi (keringkan bayi kecuali telapak tangan)
R/ : untuk mencegah bayi hiportemi dan infeksi
2.      Lakukan pemotongan tali pusat
R/ : agar bayi dapat segera ditangani (perawatan BBL)
3.      Lakukan resistasi
R/ : untuk nafas spontan bayi dan memulihkan keadaan bayi
4.      Nilai Apgar Score menit ke-5 dan menit ke-10
R/ : untuk menilai keadaan bayi
5.      Berikan salep mata
R/ : untuk mencegah infeksi pada mata
6.      Injeksi vitamin k 0,5 cc
R/ : untuk mencegah perdarah 
7.      Lakukan pengukuran antropometri
R/ : untuk mengetahui ukuran antropometri bayi
8.      Lakukan pemeriksaan fisik
R/ : agar keadaan bayi diketahui
9.      Lakukan pemeriksaan reflek bayi
R/ : untuk mengetahui respon / reflek bayi
10.  Jaga kehangatan bayi dengan memakaikan pakaian, dibedong, dan letakkan di tempat hangat
R/ : agar bayi tidak hipotermi

VI.             IMPLEMENTASI
Tanggal           : 15 Oktober 2014
Pukul               : 17.25 WIB
1.      Mencegah hipotermi dan infeksi yaitu
Mengeringkan bayi dengan kain bersih, dan menyelimuti bayi dengan kain bersih dan kering.
2.      Melakukan pemotongan tali pusat
a.       Memasang klem I 1-3cm dari perut bayi dan mengurut tali pusat kea rah ibu
b.      Memasang klem II 2 cm dari klem pertama
c.       Memotong tali pusat diantara 2 klem dengan teknik melindungi 
3.      Melakukan resusitasi BBL dengan cara :
a.       Menempatkan bayi dibawah pemanas (tempat resusitas)
b.      Meletakkan bayi terlentang pada posisi setengah tengadah untuk membuka jalan nafas, meletakkan gulungan handuk di bawah bahu untuk mencegah fleksi leher dan penyumbatan jalan nafas (kepala bayi ekstensi)
c.       Membersihkan jalan nafas dengan menghisap mulut terlebih dahulu, kemudian hidung dengan menggunakan suction secker dan memoerhatikan untuk menjaga bayi dari kehilangan panas setiap saat
d.      Penghisapan yang kontinyu 3-5 detik pada satu penghisapan (dari trakea hanya dilakukan ketika terdapat mekonium dan bayi tidak bugar)
e.       Mengeringkan, menstimulasi/membersihkan rangsangan tektil dengan lembut (menggosok punggung bayi atau menyentil kaki bayi
f.       Menilai pernafasan bayi
Apabila tidak terjadi reaksi, mulai pemberian VTP
o   Cek kembali posisi bayi
o   Pasang jungkup di wajah, menutupi pipi, mulut, hidung, rapatkan perlekatan sungkup dengan wajah
o   Remas balon dengan 2 jari/seluruh tangan
o   Cek perlekatan dengan 2 kali ventilasi dan amati pengembangan dada
o   Mengatur tekanan ventilasi 15-20cm, mengatur kecepatan ventilasi 40 x/menit
o   Melakukan ventilasi 1 menit, berhenti, terjadi pernafasan spontan
o   Mengobservasi pernafasan (gerak dada, menilai suara nafas, dengan stetoskop)
o   Mengobservasi pengembangan dada bayi
o   Mengatur kembali posisi bayi
o   Menilai ulang pernafasan, denyut jantung, warna kulit dan didapatkan hasil bayi menangis kuat denyut jantung >100x/menit
o   Menyelimuti bayi dengan kain kering, meletakkan bayi di infent hermer
4.      Menilai apgar score menit 5xe-5 dan ke -10 pertama
5.      Memberikan salep mata chlorompenicol 1% (10 mg) dari dalam keluar sebanyak 1 garis mata
6.      Memberikan injeksi vit K 0,5 cc
7.      Melakukan pengukuran antropometri
8.      Melakukan pemeriksaan fisik
9.      Melakukan pemeriksaan reflek bayi
10.  Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan pakaian, dibong dan diletakkan ditempat kering

VII.          EVALUASI
Tanggal           : 15 Oktober 2014
Pukul               : 17.26 WIB
1.      Bayi telah dikeringkan dengan kain bersih dan telah diselimuti
2.      Tali pusat telah dipotong dan dibungkus dengan kassa steril
3.      Bayi dapat menangis spontan, kuat, dan memadai, dada bayi mengembang, frekuensi denyut jantung >100x/menit (138x/menit), warna kulit kemerahan
4.      Apgar scoer menit ke-5 dan ke-10 pertama

Penilaian
Score ke-5
Score ke-10
Denyut jantung
Nafas
Tonos Otak
Reflek
Warna kulit
2
1
1
2
2
2
2
1
2
2
Total
8
9

5.        Salep mata sudah diberikan
6.      Injeksi vit K telah diberikan
7.      Telah dilakukan pengukuran antropometri dan vital sigo
o   BB        : 3200 gram
o   PB         : 53 cm
o   N           : 138x/menit
o   LK        : 33 cm
o   LD        : 34 cm
o   S           : 370C
o   R           : 54x/menit 
8.      Melakukan pemeriksaan fisik
Kepala         : Mesochepol, tidak ada caput succedaneum, tidak ada cephol haematoma, rambut berwarna hitam
Muka           : Simetris, pucat, tidak keriput
Mata            : simetris, skelra putih, konjungtiva merah muda, ada gambaran tipis pembuluh darah
Hidung        : tidak ada secret abnormal, terdapat celah dari labio kiri atas sampai di pembatasan polatum (labiopalatuskizis)
Mulut          : terdapat labio polatuskizis
Telinga        : simetris, tidak ada rerumen abnormal
Dada           : simetris, pernafasan tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen    : perut sedikit memburat, tidak ada kelainan, tali pusat terbungkus kassa steril
Ekstremitas atas       : simetris, tidak Rkterik, jumlah jari tangan lengkap, tidak ada kelainan
Ekstremitas bawah : simetris, tidak Rkterik, jumlah jari kaki lengkap, tidak ada kelainan
Genetalia                  : jenis kelamin perempuan, labiamayura menutupi lanioa minora, lubang uretra ada, lubang vagina ada
Anus                         : ada (berlubang)
9.      Melakukan pemeriksaan reflek bayi
a.       Reflek Morro      : bayi diberi rangsangan dengan dikagetkan dan
bayi merespon dengan gerakan seperti memluk
b.      Reflek Rooting   : jari penolong disentuhkan di pipi bayi dan bayi
merespon dengan mencari dan mengarahkan mulut kea rah rangsangan
c.       Reflek Sucking   : ada bayi mau menghisap air susu tapi belum
terlalu kuat dan sedikit kesusahan
d.      Reflek Swallowing : bayi mampu menelan air susu yang diberikan
 dengan sendok
e.       Reflek Conrck Beck : bayi dihadapkan ke salah satu sisi (kepala
bayi) dan diberikan rangsangan dan kepala bayi merespon dengan bergerak mengikuti kea rah rangsangan.
f.       Reflek Grasping        : jari telunjuk pemeriksa ditaruh ke telapak
 tangan dan tangan bayi menggenggam
g.      Reflek Bebinski        : jari telunjuk digoreskan di telapak kaki dan
 kaki mencengram
10.  Bayi telah dipakaikan pakaian, di bedong dan diletakkan ditempat hangat.  
TTD

Dwi Meitiya F
DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal           : 15 Oktober 2014
Pukul               : 17.55 WIB

S          : -
Bayi belum BAK dan BAB
O         : 1. Keadaan umum     : cukup
2. vital Sign           N : 138x/menit                Antropometri
R : 54 x/menit                BB : 3200 gram    LK : 33 cm
S : 370C                          PB : 53 cm           LD : 34 cm
3. Apgar Score          : 6, 8, 9
4. pemeriksaan fisik
Kepala         : Mesochepol, tidak ada caput succedaneum, tidak ada cephol haematoma, rambut berwarna hitam
Muka           : Simetris, pucat, tidak keriput
Mata            : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, ada gambaran tipis pembuluh darah
Hidung        : tidak ada secret abnormal, terdapat celah dari labio kiri atas sampai di pembatasan polatum (labiopalatuskizis)
Mulut          : terdapat labio polatuskizis
Telinga        : simetris, tidak ada rerumen abnormal
Dada           : simetris, pernafasan tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen    : perut sedikit membulat, tidak ada kelainan, tali pusat terbungkus kassa steril
Ekstremitas atas       : simetris, tidak Rkterik, jumlah jari tangan lengkap, tidak ada kelainan
Ekstremitas bawah : simetris, tidak ikterik, jumlah jari kaki lengkap, tidak ada kelainan
Genetalia                  : jenis kelamin perempuan, labiamayura menutupi lanioa minora, lubang uretra ada, lubang vagina ada
Anus                         : ada (ada)

A         : bayi baru lahir Ny. D usia 30 menit dengan labiopolatoskitizis
P          : 1. Kolaborasi dengan dr. SPA untuk tindakan
R/ : agar bayi mendapatkan penanganan yang sesuai
Advis dokter : awasi pemberian asupan nutrisi
Bayi telah diberikan ASI dengan menggunakan sendok
2. Menjaga kehangatan bayi dengan meletakkan bayi dari infont warmer,
mengganti popok dan pakaian setiap kali BAK dan BAB, dan menyelimuti bayi
R/ : agar bayi tidak hipotermi
Bayi telah dijaga kehangatannya
3. mengobservasi tanda-tanda bahaya seperti bayi tidak menyusu dan
bayi rewel, suhu tubuh >380C, keluar cairan yang berbau burul dari tali pusat
R/ : agar tindakan selanjutnya dilakukan dan tali antisipasi
Bayi tidak mengalami tanda-tanda bahaya
4. mengobservasi keadaan umum dan vital sign bayi
R/ : untuk memantau keadaan bayi
Keadaan umum : cukup
Vital sign N : 148 x/menit
R : 48 x/menit
S : 37,1 0C 
(observasi pukul 20.00 WIB)

TTD

Dwi Meitiya F
DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal           : 16 Oktober 2014
Pukul               : 20.00 WIB

S          : -
O         : 1. Bayi masih dirawat diruang bayi
2. bayi tenang, tidak rewel, dan mau minum
3. keadaan umum : cukup
  Kesadaran        : Composmentis
vital Sign         N : 140x/menit                 
R : 58 x/menit                 
S : 36,80C                                    
4. tali pusat dalam keadaan baik, masih basah, tidak infeksi serta
dibungkus oleh kassa steril
5. mulut dan hidung : terdapat labiopaktoskizis
A         : Bayi baru lahir Ny D usia 1 hari pertama dengan labiopoletoskizis
P          : 1. Memnuhi nutrisi bayi baru lahir, yaitu memberikan ASI dengan
menggunakan sendok
R/ : Agar kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi
2. menyendawakan bayi dengan cara menepuk punggung bayi secara
perlahan dengan posisi bayi miring
R/ : agar bayi tidak kembung/mintah
Bayi telah disendawakan
3. mengobservasi dan menjaga kehangatan bayi
R/ : agar bayi tidak hipotemi
Bayi telah dijaga kehangatannya dengan cara meletakkan bayi di intant warmer , mengganti popok dan pakaian bayi yang basah karena BAK dan BAB, menyelimuti/membedong bayi
4. mengobservasi BAK dan BAB
R/ : untuk memantau output
Bayi BAK 4-5 x/hari
5. Mengobervasi tanda bahaya BBL seperti bayi tidak mau menyusu dan
bayi rewel, suhu tubuh>380C, keluar cairan yang berbau busuk dari tali pusat
R/ : sebagai antisipasi
Bayi tidak mengalami tanda bahaya BBL
6. menyibin dan menjaga tali pusat
R/ : agar nayi bersih dan tali pusat tidak infeksi
Bayi telah disibin dan tali pusat telah dirawat pukul 06.00 WIB
7.      mengobservasi keadaan umum dan vital Sign
R/ : untuk memantau keadaan bayi
Pukul 07.00 WIB tanggal 17 Oktober 2014
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : Composmentis
vital Sign           N : 140x/menit                 
R : 58 x/menit
S : 36,80C  


TTD

Dwi Meitiya F









DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal           : 17 Oktober 2014
Pukul               : 07.00 WIB

S          : -
O         : 1. Bayi tenang, tidak rewel, tidur nyenyak, dan mau minum ASI  
2. keadaan umum : cukup
  Kesadaran        : Composmentis
vital Sign         N : 145x/menit                 
R : 54 x/menit
S : 36,90C
3. mulut dan hidung : terdapat labiopolatuskizis
4. tali pusat dalam keadaan baik, tidak infeksi, tali pusat masih basah dan
    terbungkus kassa steril
A         : bayi baru lahir Ny D usia 2 hari pertama dengan labiopeltoskizis
P          : 1. Kolaborasi denga dr Sp. A
R/ : agar bayi mendapatkan penanganan yang tepat
Advis dokter : bayi boleh pulang dengan saran :
a.       menyarankan ibu untuk memenuhi asuhan nutrisi bayi (ASI) dengan menggunakan sendok (memberikan ASI secara on demand)
b.      menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan bayi setelah diberikan susu
c.       menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan bayi sehari-hari seperti :
o   memendikan bayi setiap pagi dan sore serta merawat tali pusat
o   memnatau keadaan bayi dan tanda-tanda bahaya BBC
2. menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu dari
sekarang
R/ : untuk memantau keadaan bayi
Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
3. menganjurkan ibu untuk datang ke RS pada saat usia bayi 3 bulan
untuk melakukan operasi
R/: agar labiopolotuskizis dapat ditangani
Ibu telah mengerti dan bersedia melakukan anjuran
4. bayi pulang pukul 13.00 WIB



TTD

Dwi Meitiya F



















LEMBAR OBSERVASI

No
Tanggal/Jam
KU + VS
BAK
BAB
Keterangan
1
15 Oktober 2014
20.00

KU : cukup
N    : 148x/menit
R    : 48x/menit
S    : 37,10C

+

+

-          Bayi mau menyusu kuat
-          Bayi telah dijaga kehangatannya
-          Bayi telah dimandikan dan dirawat tali pusatnya (pukul 06.30 WIB)

2
16 Oktober 2014
07.00




14.00




20.00

KU : cukup
N    : 136x/menit
R    : 50x/menit
S    : 36,50C

KU : cukup
N    : 138x/menit
R    : 50x/menit
S    : 36,60C

KU : cukup
N    : 140x/menit
R    : 58x/menit
S    : 36,80C

+




+




+

+




+




+

-          Bayi menyusu kuat
-          Bayi telah dijaga kehangatannya



-          Bayi menyusu kuat
-          Bayi telah dijaga kehangatannya
-          Bayi telah dimandikan dan dirawat tali pusatnya (pukul 15.30 WIB)
-          Bayi menyusu kuat
-          Bayi telah dijaga kehangatannya
-          Bayi telah dimandikan dan dirawat tali pusatnya (pukul 06.00 WIB)

3
17 Oktober 2014
07.00

KU : cukup
N    : 145x/menit
R    : 54x/menit
S    : 36,90C

+

+

-          Bayi menyusu kuat
-          Bayi telah dijaga kehangatannya
-          Bayi telah pulang pukul 13.00 WIB







Share with your friends

Give us your opinion

Notification
Our site is getting a little tune up and some love
Done