Sejarah Perkembangan Kebidanan di Belanda - Carinfomu
News Update
Loading...

Saturday, 17 January 2015

Sejarah Perkembangan Kebidanan di Belanda



BAB I
PENDAHULUAN 

A.    Latar Belakang
        Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia.
        Bidan lahir sebagai perempuan terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu-ibu  yang melahirkan, serta memiliki tugas yang sangat mulia dalam upaya memberikan semangat dan membesarkan hati ibu-ibu. Di samping itu, bidan dengan setia mendampingi dan menolong ibu-ibu dalam melahirkan sampai sang ibu mampu merawat bayinya dengan baik.
        Sejak  jaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir (Siphrah dan Poah), yang berani mengambil resiko membela keselamatan  bayi-bayi laki-laki Bangsa Yahudi (sebagai orang-orang yang terjajah oleh Bangsa  Mesir), yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh.
Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan taqwa kepada Tuhan dan memebela orang-orang yang berada pada posisi lemah, yang pada jaman modern ini , kita sebut peran advokasi. Dalam menjalankan tugas dan praktiknya, bidan bekerja berdasarkan pada pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan dan kode etik profesi yang dimiliknya.
     Mengingat hal diatas, maka penting bagi bidan untuk mengetahui sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan karena bidan sebagai tenaga terdepan dan utama dalam pelayanan kesehatan Ibu dan bayi diberbagai catatan pelayanan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal dan bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan serta meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai

B.     Rumusan Masalah
Secara rinci rumusan masalah ini adalah Bagaimana sejarah perkembangan, pendidikan dan pelayanan kebidanan di Belanda ?

C.    Tujuan
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami sejarah perkembangan, pendidikan dan pelayanan kebidanan di Belanda.

D.    Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan ini, yaitu:
1.  Manfaat bagi penulis :
                        Agar penulis bisa memberikan informasi kepada orang lain tentang sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan di Belanda
2.  Manfaat bagi pembaca :                                                                   
                        Agar pembaca mendapat ilmu lebih banyak mengenai sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan Belanda.














BAB II
PEMBAHASAN
                            
A.    Sejarah Perkembangan Kebidanan di Belanda
                   Seiring dengan meningkatnya perhatian pemerintah Belanda terhadap kelahiran dan kematian, pemerintah mengambil tindakan terhadap masalah tersebut. Wanita berhak memilih apakah ia mau melahirkan di rumah atau di Rumah Sakit, hidup atau mati. Skrening yang berkesinambungan dan seleksi ibu hamil, serta bekerja dalam kelompok wanita sehat untuk mempertahankan status kesehatannya. Hal ini menyebabkan angka kelahiran tetap baik, bukan hanya karena penurunan persentase kelahiran di rumah saja tetapi didukung oleh skrening masalah pada wanita dan angka kejadian persalinan induksi dan operatif rendah. Inilah yang menjadi kekuatan dari sistem kebidanan Belanda.

a.       Tahun1980-an
      Pada masa ini merupakan masa kebangkitan bidan di Belanda. Bidan menjadi sangat militan, karena harus mempertahankan persalinan di rumah. Bidan-bidan banyak menghasilkan buku-buku dan video pengajaran yang dipublikasikan. Bidan-bidan ingin mengubah image ”pekerja keras, yang tidak mampu meningkatkan mutu ketrampilan dan pendapatan, serta tidak melakukan penelitian yang perlu”. Bidan mulai merambah area politik untuk meningkatkan pendapatannya dan memperoleh pengakuan terhadap pelayanan yang diberikan.
     Masa ini, The Active Birth berpindah di United Kingdom (UK) dan Michel Odent membantu memberikan ide dan bekerjasama dengan bidan, sehingga bidan dapat menunjukkan aspirasinya. Salah satu aspirasi bidan adalah posisi menolong persalinan dari posisi tidur menjadi posisi duduk. Selain itu, diperlukan sebuah penelitian besar untuk mendukung praktek kebidanan. Selama ini, penelitian banyak dilakukan oleh dokter obstetri saja, karena 100% persalinan di rumah sakit. Umumnya penelitian yang dilakukan merujuk terhadap berbahayanya persalinan di rumah.


b.      Tahun 1990-an
      Pada masa ini merupakan masa pencerahan bagi profesi bidan dan membawa cara berfikir yang baru. Penelitian menunjukkan bahwa kelahiran di rumah sakit sangat rendah kualitasnya, oleh karena kelahiran di rumah sakit menunjukkan angka kematian perinatal yang sangat tinggi. Data-data nasional menunjukkan fakta yang merupakan pengumpulan data selama 15 tahun terakhir yang tidak dapat dipungkiri badan pengawasan berupa komite dokter obstetri dan komite bidan. Pada masa ini, kelahiran di rumah sakit mengalami penghentian.
      Masa ini, angka persalinan di rumah meningkat kembali, tetapi persalinan yang ditolong oleh bidan mengalami penurunan. Penurunan pertolongan kelahiran oleh bidan mendapatkan kompetisi dengan dokter umum (general practisionaire). Pertolongan persalinan di rumah yang ditolong oleh dokter umum sekitar 17-19%, sedangkan persalinan yang ditolong bidan pada awal 1990-an hanya sekitar 6%. Keuntungan bagi para bidan, saat ini pemerintah lebih mendukung pelayanan yang diberikan oleh bidan dibandingkan pelayanan yang diberikan dokter umum. Hal ini tampak pada pemberian pendapatan yang lebih tinggi pada bidan yang melakukan pelayanan dibandingkan kepada dokter umum, dan adanya kebijakan bila dr.umum melakukan pertolongan sendiri maka jasanya akan dibayar penuh oleh ibu ( tidak ditanggung oleh pemerintah). Dampak keputusan pemerintah ini menyebabkan peningkatan pertolongan persalinan di rumah oleh bidan. Tahun 1993, pengakuan dikeluarkan pemerintah untuk mendukung bidan dan peraturan yang ditetapkan sejak tahun ini menjamin masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan yang terjamin baik.
                                 Prof. Geerit Van Kloosterman pada konferensinya di Toronto tahun 1984, menyatakan bahwa setiap kehamilan adalah normal, harus selalu dipantau dan mereka bebas memilih untuk tinggal di rumah atau rumah sakit, dimana bidan yang sama akan memantau kehamilannya.
              Astrid Limburg mengatakan: Seorang perawat yang baik tidak akan menjadi seorang bidan yang baik karena perawat di didik untuk merawat orang yang sakit, sedangkan bidan untuk kesehatan wanita.
               Maria De Broer yang mengatakan bahwa kebidanan tidak memiliki hubungan dengan keperawatan; kebidanan adalah profesi yang mandiri.
                                
B.   Pendidikan Kebidanan di Belanda
            Pendidikan kebidanan di Amsterdam memiliki prinsip yakni sebagaimana memberi anastesi dan sedatif  pada pasien begitulah kita harus mengadakan pendekatan dan memberi pada ibu saat persalinan. Jadi pada praktiknya bidan harus  memandang ibu secara keseluruhan dan mendorong ibu untuk menolong dirinya sendiri. Bidan harus menjadi role model di masyarakat dan harus menganggap kehamilan adalah sesuatu yang normal, sehingga apabila seorang perempuan merasa dirinya hamil dia dapat langsung memeriksakan diri ke bidan atau dianjurkan oleh keluarga, teman, atau siapa saja.
            Pendidikan Kebidanan di Belanda terpisah dari pendidikan keperawatan dan berkembang menjadi profesi yang berbeda. Di Belanda ada 3 institusi kebidanan dan menerima 66 mahasiswa setiap tahunnya. Hampir tiap tahun 800 calon mahasiswa (95% wanita, 5% pria) yang mengikuti tes syarat masuk mengikuti pendidikan usia minimum 19 tahun, telah menamatkan Secondary Education atau yang sederajat dari jurusan   kimia   dan  biologi.   Mahasiswa kebidanan tidak menerima gaji dan tidak membayar biaya pendidikan.
           
Selama pendidikan di ketiga institusi tersebut menekankan bahwa kehamilan, persalinan, dan nifas sebagai proses fisiologis. Ini diterapkan dengan menempatkan mahasiswa untuk praktek di kamar bersalin dimana wanita dengan resiko rendah melahirkan. Persalinan, walaupun di rumah sakit, seperti di rumah, tidak ada dokter yang siap menolong dan tidak terdapat Cardiograph. Mahasiswa akan teruju keterampilan kebidanan yang telah terpelajari.
            Bila ada masalah, mahasiswa baru akan berkonsultasi dengan Ahli kebidanan dan seperti di rumah, wanita di kirim ke ruang bersalin patologi. Mahasiswa diwajibkan mempunyai pengalaman minimal 40 persalinan selama pendidikan. Ketika mereka lulus ujian akhir akan menerima ijazah yang didalamnya tercanbtum nilai ujian.

C.               Pelayanan - Pelayanan yang Dilaksanakan oleh Belanda, yaitu :
       a. Pelayanan Antenatal
 Bidan menurut peraturan Belanda lebih berhak praktek mandiri daripada perawat. Bidan mempunyai ijin resmi untuk praktek dan menyediakan layanan kepada wanita dengan resiko rendah, meliputi antenatal, intrapartum dan postnatal tanpa Ahli Kandungan yang menyertai mereka bekerja di bawah Lembaga Audit Kesehatan. Bidan harus merujuk wanita dengan resiko tinggi atau kasus patologi ke Ahli Kebidanan untuk di rawat dengan baik.
          Untuk memperbaiki pelayanan kebidanan dan ahli kebidanan dan untuk meningkatkan kerjasama antar bidan dan ahli kebidanan dibentuklah daftar indikasi oleh kelompok kecil yang berhubungan dengan pelayanan maternal di Belanda.
            b.  Pelayanan Intrapartum
Pelayanan intrapartum dimulai dari waktu bidan dipanggil sampai satu jam setelah lahirnya plasenta dan membrannya. Bidan mempunyai kemampuan untuk melakukan episiotomi tapi tidak diijinkan menggunakan alat kedokteran. Biasanya bidan menjahit luka perineum atau episiotomi, untuk luka yang parah dirujuk ke Ahli Kebidanan. Syntometrin dan Ergometrin diberikan jika ada indikasi. Kebanyakan Kala III dibiarkan sesuai fisiologinya. Analgesik tidak digunakan dalam persalinan.
            c.  Pelayanan Postpartum
Di Kebidanan Belanda, pelayanan post natal dimulai setelah postpartum.
Pada tahun 1988, persalinan di negara Belanda 80% telah ditolong oleh bidan, hanya 20% persalinan di RS. Pelayanan kebidanan dilakukan pada community – normal, bidan sudah mempunyai indefendensi yuang jelas. Kondisi kesehatan ibu dan anak pun semakin baik, bidan mempunyai tanggung jawab yakni melindungi dan memfasilitasi proses alami, menyeleksi kapan wanitya perlu intervensi, yang menghindari teknologi dan pertolongan dokter yang tidak penting. Pendidikan bidan digunakan sistem Direct Entry dengan lama pendidikan 3 tahun.





BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
                          Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan yakni:
1.       Sejarah perkembangan kebidanan di Belanda
a.       Tahun 1980-an, bidan-bidan banyak menghasilkan buku-buku dan video pengajaran yang dipublikasikan. Bidan-bidan ingin mengubah image ”pekerja keras, yang tidak mampu meningkatkan mutu ketrampilan dan pendapatan, serta tidak melakukan penelitian yang perlu”. Bidan mulai merambah area politik untuk meningkatkan pendapatannya dan memperoleh pengakuan terhadap pelayanan yang diberikan.
b.      Tahun 1990-an, pengakuan dikeluarkan pemerintah untuk mendukung bidan dan peraturan yang ditetapkan sejak tahun ini menjamin masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan yang terjamin baik.
2.       Pendidikan  kebidanan
      Di Belanda ada 3 institusi kebidanan, Selama pendidikan di ketiga institusi tersebut menekankan bahwa kehamilan, persalinan, dan nifas sebagai proses fisiologis. Mahasiswa diwajibkan mempunyai pengalaman minimal 40 persalinan selama pendidikan. Ketika mereka lulus ujian akhir akan menerima ijazah yang didalamnya tercantum nilai ujian.
3.      Pelayanan kebidanan meliputi: pelayanan atenatal, intrapartum, dan postpartum.

B.     SARAN
Dari makalah ini penulis dapat menyarankan agar pembaca mempelajari lebih dalam mengenai sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan di luar negeri, misalnya untuk negara Amerika, Jepang, Spanyol, dan lain-lain.


DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono Dr. 1999. Ilmi Kebidanan. Jakarta; YBP-SP
Zr. S. Ibrahim, Kristian Dra. 1989. Perawat Kebidanan. Jakarta; Batara
Sari. Ruri Narulita SST. 2011. Konsep Kebidanan. Madiun. Graha Ilmu

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
Our site is getting a little tune up and some love
Done