BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Sekolah
bidan di Jepang dimulai pada tahun 1912, pendidikan bidan di sini dengan Basic (dasar) sekolah perawat selama 3
tahun ditambah 6 bulan sampai 1 tahun pendidikan bidan. Tujuan pelaksanaan
pendidikan bidan ini adalah untuk mengangkat pelayanan kebidanan dan neonatus
tetapi pada masa itu timbul masalah karena masih kurang tenaga bidan hanya
mampu melakukan pertolongan persalinan normal saja, tidak siap jika terdapat
kegawat daruratan sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas bidan beum
memuaskan. Maka pada tahun 1987 karena itu melihat kondisi di UK maka ada upaya
untuk meningkatkan pelayanan dan pendidik bidan, menata dan mulai merubah
situasi.
2. Rumusan Masalah
Secara rinci rumusan masalah dalam
paper ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana sejarah perkembangan
pelayanan dan pendidikan kebidanan di luar negeri ?
2.
Bagaimana sejarah perkembangan
pelayanan dan pendidikan kebidanan di Jepang ?
3.
Tujuan
Mempelajari dan memahami sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan
yang terjadi dalam lingkup internasional.Tujuan
penelitin haruslah sangat jelas guna menempuh arah sasaran yang tepat . Adapun
tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.
Mendeskripsikan perkembangan
pelayanan dan pendidikan kebidanan di luar negeri.
2.
Untuk mengetahui perkembangan
pelayanan dan pendidikan kebidanan di Jepang.
4. Manfaat
Adapun
manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan paper ini, yaitu:
1.
Manfaat bagi peneliti :
peneliti
bisa mengembangkannya kepada orang lain tentang sejarah perkembangan pelayanan
dan pendidikan kebidanan di luar negeri, khususnya di Jepang
2.
Manfaat bagi pembaca :
Agar pembaca
mendapat ilmu lebih banyak mengenai sejarah perkembangan pelayanan dan
pendidikan kebidanan di luar negeri , khususnya di Jepang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Pelayanan dan
Pendidikan Kebidanan di Jepang
1. Pelayanan Kebidanan di Jepang
Jepang
merupakan sebuah negara dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju serta
kesehatan masyarakat yang tinggi.
Pelayanan
kebidanan setelah perang dunia II, lebih lebih banyak terkontaminasi oleh
medikalisasi. Pelayanan kepada masyarakat masih bersifat hospitalisasi. Bidan
berasal dari perawat jurusan kebidanan dan perawat kesehatan masyarakat serta
bidan hanya berperan sebagai asisten dokter. Pertolongan persalinan lebih
banyak dilakukan oeh dokter dan perawat.
Jepang
melakukan peningkatan pelayanan dan pendidikan bidan serta mulai menata dan
merubah situasi. Pada tahun 1987 peran bidan kembali dan tahun 1989 berorientasi
pada siklus kehidupan wanita mulai dari pubertas sampai klimaktelium serta
kembali ke persalinan normal.
Bagi orang
jepang melahirkan adalah suatu hal yang kotor dan tidak diinginkan oleh banyak
wanita yang akan melahirkan diasingkan dan saat persalinan terjadi di tempat
kotor gelap seperti gedung dan gudang.
Dokumentasi
relevan pertama tentang praktek kebidanan adalah tentang pembantu-pembantu
kelahiran (asisten) pada periode Heian (794-1115).
Dokumentasi
hukum pertama tentang praktek kebidanan diterbitkan pada tahun 1868. Dokumen
ini resmi menjadi dasar untuk peraturan-peraturan hukum utama untuk profesi
medis Jepang. Tahun 1899 izin kerja kebidanan diluar untuk memastikan
profesional kualifikasi.
2. Pendidikan Kebidanan di Jepang
Pendidikan
kebidanan di Jepanbg diawali dengan terbentuknya sekolah bidan pada tahun 1912
didirikan oleh Obgyn, dan baru mendapatkan lisensi pada tahun 1974. Kemudian
pada tahun 1899 lisensi dan peraturan-peraturan untuk seleksi baru terbentuk.
Tahun 1987,
pendidikan bidan mulai berkembang dan berada dibawah pengawasan obstretikian.
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan bidan terdiri dari ilmu fisika,
biologi, ilmu sosial, dan psikologi. Ternyata hasil yang diharapkan dari
pendidikan bidan tidak sesuai dengan harapan. Bidan-bidan tersebut banyak yang
bersifat tidak ramah dan tidak banyak menolong persalinan dan pelayanan
kebidanan.
Yang
mengikuti pendidikan bidan yaitu para perawat yang masuk pendidikan saat umur
20 tahun. Pendidikan berlangsung selama 3 tahun. Tingkat Degree di universitas
terdiri dari 8-16 kredit, yaitu 15 jam teori, 30 jam laboratorium, dan 45 jam
praktik. Pendidikan kebidanan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
obstetri dan neonatal, serta meningkatkan kebutuhan masyarakat karena masih
tingginya angka aborsi di Jepang.
Masalah-masalah yang masih terdapat di Jepang
antara lain masih kurangnya tenaga bidan dan kualitas bidan yang masih belum
memuaskan.
Saat ini
pendidikan bidan di Jepang bisa setelah lulus dari sekolah perawat atau
perguruan tinggi 2 tahun atau melalui program kebidanan yang ditawarkan oleh
perguruan tinggi selama 4 tahun.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari hasil di atas dapat diketahui
bahwa perkembangan kebidanan di luar negeri khususnya di Jepang telah memiliki
sistem pada program pendidikan dan minat menjadi bidan belum terpenuhi. Saat
itu pendidikan juga belum menjadikan pelayanan kualitas bidan menjadi
baik, sehingga perlu adanya pelatihan
dan membuat calon bidan harus melalui pendidikan perawat.