Maklaah Anestesi - Carinfomu
News Update
Loading...

Saturday, 28 November 2015

Maklaah Anestesi




A.    PENGERTIAN
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"). Secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit yang disertai maupun yang tidak disertai hilang kesadaran, ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.
Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu analgetik dan anestesi. Analgetik adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya kesadaran secara total. Seseorang yang mengkonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri. Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar.


B.     MACAM-MACAM ANESTESI
Beberapa tipe anestesi adalah:
1.        Pembiusan total : hilangnya kesadaran total.
2.        Pembiusan lokal : hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh).
3.        Pembiusan regional: hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya.

Anestesi dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1.        ANESTETIK UMUM
Dapat memberikan efek analgesia (hilangnya sensasi nyeri) atau efek anestesia (analgesia yang disertai hilangnya kesadaran/pingsan), selain itu juga memblokir reaksi refleks dan menimbulkan pelemasan otot. Bekerja disusunan saraf pusat.


a.        STADIUM ANESTESIA UMUM
a)         Stadium 1 (analgesia): kesadaran berrkurang, rasa nyeri hilang, dan terjadi euforia (rasa nyaman) yang disertai impian halusinasi. Eter dan nitrogen monoksia memberikan analgesia pada taraf baik, sedangkan halotan dan tiopental baru pada taraf berikut.
b)        Stadium 2 (eksetasi): kesadaran hilang dan timbul. Kedua taraf ini juga disebut taraf induksi.
c)         Stadium 3 (anestesia): pernafasan menjadi dangkal, cepat dan teratur seperti keadaan tidur ( pernafasan perut ) gerakan mata dan reflek mata hilang sedangkan otot menjdi lemas.
d)        Stadium 4 (depresi medula oblongata): kegiatan jantung dan pernafasan terhenti. Taraf ini sedapat mungkin dihindarkan.

b.        JENIS ANESTETIK UMUM
Berdasarkan penggunaannya, Anestetik Umum dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Anestetik Inhalasi
Diberikan dalam bentuk uap melalui sal pernafasan. Keuntungannya reabsorbsi dan eksresinya cepat, pemberian mudah dipantau dan dapat dihentikan sewaktu-waktu.
Teknik Pemberian Obat Inhalasi
Pemberian anestetika inhalasi dibagi menjadi 3 cara, yaitu :
1)        System terbuka, yaitu dengan penetesan langsung keatas kain kasa yang menutupi mulut atau hitung penderita, contohnya eter dan trikloretilen.
2)      System tertutup, yaitu dengan menggunakan alat khusus yang menyalurkan campuran gas dengan oksigen dimana sejumlah CO2 yang dikeluarkan dimasukkan kembali (bertujuan memperdalam pernafasan dan mencegah berhentinya pernafasan atau apnoe yang dapat terjadi bila diberikan dengan system terbuka). Karena pengawasan penggunaan anestetika lebih teliti maka cara ini banyak disukai, contohnya siklopropan, N2O dan halotan.
3)      Insuflasi gas, yaitu uap atau gas ditiupkan kedalam mulut, batang tenggorokan atau trakea dengan memakai alat khusus seperti pada operasi amandel.

Zat – zat yang terkandung dalam anestesi inhalasi antara lain :
1)      Eter
Pengertian                    : Cairan dengan bau khas yag sangat mudah menguap dan menyala juga eksplosif
Indikasi                        : Untuk pembedahan
Kontra Indikasi            : -
Efek Samping              : Mual muntah, merangsang mukosa saluran pernafasan, meningkatnya sekresi ludah dan sekret bronchi, serta pengeluaran urin berkurang
Dosis                            : -
2)      Dinitrogen Monoksida (N2O)
Pengertian                    : Gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan lebih berat dari pada udara.
Indikasi                        : anestesi Inhalasi
Kontra Indikasi            : -
Efek Samping              : -
Dosis                            : -
3)     Halotan
Pengertian                    : Cairan dengan sifat-sifat fisika seperti klorofom, lebih kurang sama dengan berat jenis, bau, dan rasanya, juga tidak dapat menyala dan tidak ekslosif.
Indikasi                        : Anestesi inhalasi
Kontra indikasi            : Riwayat jaundice yang tidak diketahui atau pireksia sebelum terpapar oleh halotan
Efek samping               : Menekan pernafasan, aritmia dan hipotensi
Dosis                            : -
4)      Enfluran
Pengertian                    : anestetik eter berhalogen yang tidak mudah terbakar.
Indikasi                        : Anestesi inhalai (untuk paien yang tidak tahan eter)
Kontra Indikasi            : kejang, diketahui atau diduga ada kecenderungan genetik untuk mengalami hipertermia maligna.
Dosis                            : 125,250 mL untuk inhalasi
Efek samping               : Menekan pernafasan, geliah, mual atau muntah, hipotensi, aritmi, serta merangsang ssp.

2. Anestetik Intravena
Beberapa obat digunakan secara intravena dalam anestesia utau untuk membuat tidur pasien yang menggunakan respirator.
Indikasi Anestetik Inravena
a.       Gawat janin
b.      Ada kontraindikasi atau keberatan terhadap anestesia regional
c.       Diperlukan keadaan relaksasi uterus
Keuntungan
a.       Induksi cepat
b.      Pengendalian jalan nafas dan pernafasan optimal
c.       Resiko hipotensi dan instabilitas kardiovaskuler lebih rendah
Kerugian
a.       Resiko aspirasi pada ibu lebih besar
b.      Dapat terjadi deppresi janin, akibat pengaruh obat
c.       Hiperventilasi pada ibu dapat menyebabkan terjadinya hipoksemia dan asidosis pada janin
d.      Kesulitan melakukan intubasi tetap merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas maternal
Zat – zat yang terkandung dalam anestesi intravena antara lain :
1)      Ketamin
Pengertian                    : Ketamin termasuk golongan non barbiturat dengan aktivitas “rapid setting general anaesthesia”, dan diperkenalkan oleh Domine dan Carses pada tahun 1965.
Indikasi                        : prosedur dengan pengendalian jalan nafas yang sulit, prosedur diagnosis, tindakan orthopedi, pasien resiko tinggi, tindakan operasi sibuk dan asma.
Kontra indikasi            : Hipertensi yang melebihi 150 / 100 mmHg, Dekompensasi kordis, Kelainan jiwa.
Dosis                            : dianjurkan adalah 1-2 mg/kg BB, dengan lama kerja sekitar 10-15 menit. Untuk tindakan D & K (dilatasi dan kuretase) atau untuk reparasi luka episiotomi 0,5 – 1 mg/Kg BB.
Efek samping               : menimbulkan mual, muntah, pandangan kabur dan mimpi buruk.
2)      Tiopental
Pengertian                    : Penggunaan pentotal dalam bidang obstetri dan ginekologi banyak ditujukan untuk induksi anestesia umum dan sebagai anestesia singkat
Indikasi                        : anestesi tunggal untuk operasi kecil < 15 menit, induksi anestesi umum, suplemen anestesi regional, kasus-kasus konvulsi
Kontra indikasi            : status asmatikus, shock, anemi, disfungsi hepar, dispneu, asma bronchial, versi ekstraksi
Dosis                            : IV 3-7 mg/ kg
Efek samping               : keadaan sedasi, hypnosis, depresi nafas
3)      Midazolam
Indikasi                        : -
Kontra indikasi            : -
Dosis                            : Injeksi 1 mg/ml dan 5 mg/ml
Efek samping               : Takikardia, efek vasovagal, hipotensi, hipoventilasi, apnea, bronkospasme, laringospasme
4)      Propofol
Pengertian                    : campuran 1% obat dalam air dan emulsi berisi 10% minyak kedelai, 2,25% gliserol dan lesitin telur.
Indikasi                        : -
Kontra indikasi            : Pada alergi telur dan kacang kedelai, pada ibu hamil dan anak usia dibawah 3 tahun
Dosis                            : Induksi 2-2,5 mg/kg BB, Rumatan untuk anestesi intravena total 4-12 mg/ kg/jam, dosis sedasi untuk perawatan intensif 0,2 mg/kg
Efek samping               : -
5)      Anastesia analgesia dengan valium
Pengertian                    : Valium tergolong obat penenang (tranquilizer), yang bila diberikan dalam dosis rendah bersifat hipnotis. Obat ini jarang digunakan secara sendiri (tunggal), dan selalu diberikan secara IV bersama dengan ketamin, dengan tujuan mengurangi efek halusinasi ketamin.
Indikasi                        : -
Kontra indikasi            : -
Dosis                            : 10 mg IV atau IM. Untuk induksi anastesi, dosisnya sebesar 0,2 – 0,6 mg/kg BB.
Efek samping               : -

c.         MEKANISME KERJA
Anestesia suntikan intravena (IV) biasa dipakai untuk taraf induksi kemudian dilanjutkan dengan anestetik inhalasi untuk mempertahankan keadaan keadaan tidak sadar. Sebagai anastesi inhalasi digunakan gas dan cairan terbang yang masing-masing sangat berbeda dalam kecepatan induksi, aktivitas, sifat melemaskan otot maupun menghilangkan rasa sakit. Untuk mendapatkan reaksi yang secepat-cepatnya, obat ini pada permulaan harus diberikan dalam dosis tinggi, yang kemudian diturunkan sampai hanya sekedar memelihara keseimbangan antara pemberian dan pengeluran (ekshalasi). Keuntungan anestetik inhalasi dibandingkan dengan anestetik intravena adalah kemungkinan untuk lebih cepat mengubah kedalaman anestesi dengan mengurangi konsentrasi dari gas/uap yang diinhalasi.
Kebanyakan anetetik umum tidak dimetabolisasikan oleh tubuh, karena tidak bereaksi secara kimiawi dengan zat-zat faali. Semakin besar kelarutan suatu zat dalam lemak, semakin cepat difusinya kedalam lemak dan semakin cepat tercapainya kadar yang diinginkan dalam SSP. Gangguan yang terjadi pada membran bisa mengubah aliran (fluks) ion (merurunkan influks/ aliran masuk natrium atau meningkatkan efluks/ aliran keluar kalium) dan menghasilkan anestesia.
Mekanisme kerjanya berdasarkan perkiraan bahwa anestetik umum dibawah pengaruh protein SSP dapat membentuk hidrat dengan air yang bersifat stabil. Hidrat-gas ini mungkin dapat merintangi transmisi rangsangan di sinaps dan dengan demikian mengakibatkan anestesia.

2.      ANESTETIK LOKAL
Dapat menimbulkan efek analgesia yaitu menghilangkan atau  mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas serta dingin. Bekerja langsung pada serabu.
a.      JENIS ANESTETIK LOKAL
Secara kimiawi anestetik lokal digolongkan menjadi :
a.       Senyawa ester : kokain, benzokain, prokain, oksibuprokain, dan tetrakain.
b.      Senyawa amida : lidokain dan prilokain, mepivakain dan bupivakain, cinchokain, artikain dan pramokain.
c.       Lainnya : fenol, benzilalkohol, cryofluoran, etilklorida.
Indikasi  Anestetik Lokal
a.       Tindakan pembedahan yang menyebabkan rasa nyeri seperti pencabutan gigi, gingivektomi, bedah periodontal, pulpektomi, poulpotomi,  alveloplasty, bonegrafting, implant gigi, gingivoplasti, perawatan fraktur rahang, pengembalian gigiavulse, removal tumor dan kista.
b.      Mengurangi rasa nyeri saat penetrasi jarum pada mukosa mulut ( untuk anestesitopical).
c.       Inisisi abses.
d.      Pasien yang sangat sensitif mencetak rahang.
e.       Mengurangi nyeri pasca operasi.
Kontraindikasi Anastesi Lokal
a.       Adanya infeksi akut pada daerah operasi (karena dapat menyebabkan penyebaraninfeksi melalui rusaknya daya pertahanan alami dan jarang dapat menimbulkan efek anastesi).
b.      Penderita penyakit gangguan darah yang langka seperti hemofilia, penyakit Chrsitmas atau penyakit von Willebrand (karena akan timbul resiko terjadinya perdarahan di daerah injeksi atau suntikan).
c.       Terdapat inflamasi pada daerah tempat penyuntikan.
d.      Keadaan lingkungan periodontal yang tidak memungkinkan pemberian anestesilokal yang sempurna.
e.       Anak-anak di bawah umur yang tidak mengenal dan tidak mengerti akibat anestesi.
f.       Pada penderita yang lemah saraf dan penakut.
g.      Pasien yang tidak dapat membuka mulut dengan lebar, misalnya pada keadaan trismus, fraktur tulang rahang, ankilosis temporomandibula, dll.
h.      Pasien yang alergi terhadap bahan anestesi lokal.
i.        Pasien dengan penyakit sistemik yang tidak terkontrol (misal diabetes tidak terkontrol).
j.        Pasien yang tidak kooperatif.
k.      Kurangnya tenaga terampil yang mampu mengatasi atau mendukung teknik tertentu.
l.        Jika dibutuhkan anestesi segeraatau tidak cukup waktu untuk anestesi lokal untuk bekerja secara sempurna.
m.    Kurangnya kerjasama atau tidak adanya persetujuan dari pihak penderita.
Efek merugikan dari berbagai anas anastesi local modern terhadap kehamilan belum terbukti. Tetapi diperkirakan vasokonstriktor relypressin mempunyai efekoksitoksik ringan, sehingga dapat menganggu sirkulasi fetus dan mempercepat kelahiran. Umumnya anastesi pada ibu hamil cukup aman asalkan diberikan dengan hati-hati. Namun sebaiknya dibatasai perawatan yang hanya diperlukan saja, operasi dan restorasi ditunda setelah persalinan.

Zat – zat yang terkandung dalam anestesi lokal antara lain :
a. Kokain
Indikasi            : penggunaan untuk anestesi permukaan di hidung, tenggorokan, telinga, atau mata.
Kontra Indikasi           :  -
Dosis                : Kedokteran mata larutan HCl 4%, anestesia hidung telinga dan tenggrokan 1-10%.
Efek samping   : -
b. Benzokain
Pengertian        : derivat dari asam p-aminobenzoat yang resorpsinya lambat.
Indikasi            : Anestesi permukaan dan menghilangkan rasa nyeri dan gatal.
Kontra Indikasi : -
Dosis                : -
Efek Samping : -
c. Prokain
Indikasi            : Anestesi filtrasi dan permukaan
Kontra Indikasi: -
Dosis                : -        
Efek Samping  :  Hipersensitasi dan kematian
Sediaan            : -
d. Tetrakain
Pengertian        : derivat asam para-aminobenzoat.
Indikasi            : Anestesi filtrasi
Kontra Indikasi: -
Dosis                : topikal mata 0,5 %, hidung dan tenggorokan larutan 2%, anestesia spinal dosistotal 10-20 mg
Efek Samping  : -
Sediaan            : obat tetes mata dan tablet hisap
e. Lidokain
Pengertian        : anestetik lokal, kuat yang digunakan secara luas dengan pemberian tropikal dan suntikan.
Indikasi            : anestesia infiltrasi, blokade saraf, anestesia spinal, anestesia epidural, ataupun anestesia kaudal.
Kontra Indikasi: -
Dosis                 : 1-1,5 mg/kg/BB atau tergantung penggunaan.
Efek samping   : berkaitan dengan SSP misalnya mengantuk, pusing, parastesia, kedutan otot, gangguan mental, dan koma.
Sediaan            : larutan

b.      PENGGUNAAN
Anestesia lokal umumnya digunakan secara parental misalnya pembedahan kecil dimana pemakaian anestesia umum tidak dibutuhkan. Anestesia lokal dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Anestesia permukaan, digunakan secara lokal untuk melawan rasa nyeri dan gatal, misalnya larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, tetes mata untuk mengukur tekanan okuler  mata atau mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria untuk penderita ambeien/wasir.
2. Anestesia filtrasi, yaitu suntikan yang diberkan ditempat yang dibius ujung-ujung sarafnya, misalnya pada daerah kulit dan gusi (pencabutan gigi).
3. Anestesia blok atau penyaluran saraf, yaitu dengan penyunikan disuatu tempat dimana banyak saraf terkumpul sehingga mencapai daerah anestesi yang luas, misalnya pada pergelangan tangan atau kaki.

c.       MEKANISME KERJA
Anestetik lokal mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf. Tempat kerjanya terutama di membran sel. Potensial aksi saraf terjadi karena adanya peningkatan sesaat permeabilitas membran terhadap ion Na+ akibat depolarisasi ringan pada membran. Proses fundamental ini dihambat oleh anestetik lokal, hal ini terjadi akibat adanya interaksi langsung antara zat anestetik lokal dengan kanal Na+ yang peka terhadap adanya perubahan voltase muatan listrik. Semakin bertambahnya efek anestetik lokal dalam saraf maka ambang rangsang membran akan meningkat secara bertahap, kecepatan peningkatan potensi menurun, konduksi impuls melambat dan faktor pengaman konduksi saraf berkurang. Anestetik lokal akan menghambat hantaran saraf tanpa menimbulkan depolarisasi saraf bahkan dapat terjadi hiperpolarisasi ringan.
Anestetik lokal dapat meninggikan tegangan permukaan lapisan lipid yang merupakan membran sel saraf, dengan demikian menutup pori dalam membran sehingga menghambat gerak ion melalui membran. Dapat dikatakan bahwa cara kerja utama obat anastetik lokal ialah bergabung dengan reseptor spesifik yang terdapat pada kanal Na+ sehingga mengakibatkan terjadinya blokade pada kanal tersebut, dan hal ini akan mengakibatkan hambatan gerakan ion melalui membran.

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
Our site is getting a little tune up and some love
Done