BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perubahan anatomi dan fisiologi pada
perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan
terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respon
terhadap janin. Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa hampir semua perubahan
ini akan kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan
menyusui selesai.
Pemahaman tentang perubahan anatomi dan fisiologi selama
kehamilan merupakan salah satu tujuan utama dari ilmu kebidanan. Hampir tidak
mungkin dapat mengerti proses penyakit yang terjadi selama kehamilan dan masa
nifas tanpa disertai pemahanan mengenai perubahan anatomi dan fisiologi ini. (sarwono
prawirohardjo, 2010). Segala perubahan fisik dialami wanita selama hamil berhubungan
dengan beberapa sistem yang disebabkan oleh efek khusus dari hormon (
case&waterhouse,1994).
Perubahan ini terjadi dalam rangka persiapan perkembangan
janin, menyiapkan tubuh ibu untuk bersalin, perkembangan payudara untuk
pembentukan/produksi air susu selama masa nifas. Perlu sipahami bahwa banyak
perubahan fisik yang terjadi pada wanita selama kehamilan , bidan dapat
membantu dalam memperhatikan dan mendektesi ketidaknormalan yang mungkin
terjadi ( Leader et al,1996).
Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf (neuron) yang
tersusun membentuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf
pusat(SSP) terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf
tepi(perifer) merupakaan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan
dari sistem saraf pusat.
Stimulus (rangsangan) yang diterima oleh tubuh baik yang
bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai
perubahan dan menuntut tubuh untuk mampu mengadaaptasinya sehingga tubuh tetap
seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi berlangsung melalui kegiatan sistem
saraf disebut sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya
maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau sakit.
- Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian sistem
persarafan
2) Untuk mengetahui pembagian sistem
persarafan
3) Untuk mengetahui garis besar fungsi
sistem persarafan
4) Untuk mengetahui
- Rumusan masalah
- Metode Penulisan
Bab II
PEMBAHASAN
- Sistem Persarafan
1. Pengertian
Sistem Persarafan
Sistem Persarafan adalah salah satu organ yang berfungsi untuk
menyelenggarakan kerjasama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan
tubuh. Dengan pertolongan saraf dapat kita mengisap suatu rangsangan dari luar
pengendalian pekerja otot. Sistem persarafan bekerja sebagai sistem elektrik
dan konduksi yang bekerja mengatur dan mengendalikan semua kegiatan tubuh.
2. Fungsi
Sistem Persarafan
Secara garis besar fungsi sistem persarafan ada empat yaitu :
a. Menerima
informasi ( rangsangan ) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui saraf
sensory ( Afferent Sensory Pathway )
b. Mengkomunikasikan
informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat
c. Mengolah
informasi yang diterima baik di tingkat medula spinalis maupun di otak untuk
selanjutnya menentukan jawaban ( respon )
d. Mengantarkan
jawaban secara cepat melalui saraf motorik (Efferent Motorik Pathway) ke
organ-organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari tindakan
3. Pembagian
Sistem Persarafan
Sistem persarafan terdiri dari dua yaitu secara stuktural dan secara
fungsional. Secara struktural Sistem Persarafan terdiri atas Sistem Saraf Pusat
(SSP) dan sistem saraf tepi. Sedangkan secara fungsional terdiri dari
serebrospinal dan sistem otonom.
Sistem persarafan secara struktural:
a. Sistem
saraf pusat
Terdiri atas otak dan medula spinalis. Di bungkus oleh selaput meningen
yang berfungsi untuk melindungi sistem saraf pusat. Otak terdiri dari otak
besar (cerebrum),otak kecil (cerebelum)dan batang otak(brainstem). Otak orang
dewasa mempunyai berat lebih kurang 2% dari berat badan dan mendapat sirkulasi
darah kurang lebih 20% dari cardiac out put serta membutuhkan kalori sekitar
400kkal setiap hari. Otak merupakan jaringan yang banyak menggunakan energi
yang di dukung oleh metabolisme oksidasi
glukosa. Kebutuhan oksigen dan glukosa relatif konstan,hal ini disebabkan oleh
metabolisme otak yang merupakan proses yang terus menerus tanpa periode
istirahat yang berarti bila kadar oksigen dan glukosa kurang dalam jaringan
otak maka metabolisme menjadi terganggu dan jaringan saraf akan mengalami
kerusakan
b. Sistem
Saraf Tepi
Susunan saraf tepi terdiri dari saraf cranial termasuk sensorik dan
motorik serta ganglion. Fungsi saraf cranial bervariasi,yaitu sensor motorik
dan gabungan dari keduanya. Saraf-saraf motorik dipersarafi oleh beberapa percabangan
saraf cranial. Percabangan saraf cranial yaitu
olfaktorius,optikus,okulomotorius,troklear,trigeminus,abdusen,facial,vestibulkokhlearis,glosofaringeal,vagus,asesori,hipoglosal.
Sistem
persarafan secara fungsional :
a. Serebrospinal
Melindungi otak dan medula spinalis dengan dukungan jaringan
otot,bertindak sebagai media dalam transport elemen-elemen dari aliran darah ke
sistem saraf jaringan otot
b. Sistem
Saraf Otonom
Terdiri dari dua subsistem eferen : subsistem simpatis dan parasimpatis.
Organ-organ dipengaruhi oleh sistem saraf otonom dikontrol oleh satu atau dua
subsistem. Mempertahankan keadaan tubuh dalam keadaan terkontrol tanpa
pengendalian secara sadar struktur jaringan yang dikontrol oleh sistem saraf
otonom yaitu otot jantung pembuluh darah ,iris mata,organ torakalis,abdominalis
dan kelenjar tubuh. SSO juga enerima informasi tentan fungsi vital tubuh dari
kemoreseptor dan presoreseptor di dalam pembuluh darah dan organ internal.
Pada
ibu hamil akan ditemukan rasa sering kesemutan atau acroestresia pada
ekstremitas disebabkan postur tubuh ibu yang membungkuk. Oedema pada trimester
III, edema menekan saraf perifer bawah ligament carpal pergelangan tangan
menimbulkan carpal turner sindrom, yang ditandai dengan parestisia dan nyeri
pada tangan yang menyebar kesiku. Pada bayi, sistem saraf (otak dan
struktur-struktur lain seperti tulang belakang) muncul pada minggu keempat,
sewaktu saraf mulai berkembang. Pada minggu keenam kehamilan, divisi utama dari
sistem saraf pudat mulai terbentuk. Divisi ini terdiri atas otak depan, otak
tengah, otak belakang dan saraf tulang belakang. Pada minggu ke tujuh otak
depan terbagi menjadi dua hemisfer yang akan menjadi dua hemister otak disebut
hemisfer cerebra. (dian nirmala sari hal 71 2010)
Perubahan, ketidaknyamanan, dan kebutuhan fisiologis ibu
hamil pada sistem persyarafan
- Perubahan fisiologis : penurunan kalsium dan alkalosis terjadi akibat perubahan pada sistem pernafasan, tekanan uterus pada saraf, keletihan, dan sirkulasi yang buruk pada tungkai.
Ketidaknyamanan fisiologis :
keram terutama pada kaki.
Kebutuhan fisiologis : kurangi
konsumsi fosfor tinggi supaya terjadi relaksasi pada otot-otot kaki, beri
kompres hangat pada kaki, konsumsi cukup kalsium, istrahat cukup.
- Perubahan fisiologis : perubahan titik pusat gaya berat akibat uterus yang bertambah besar dan berat membuat wanita mengambil sikap yang dapat menekan saraf ulnar, median dan skiatik ; terjadi hiperventilasi
Ketidaknyamanan fisiologis :
kesemutan
Kebutuhan fisiologis : KIE
tentang penyebab, posisikan postur tubuh dengan benar, berbaring dan merebahkan
diri.
- Perubahan fisiologis : terjadi hipertensi postural yang berhubungan dengan perubahan hemodinamis, hipoglikemia, penumpukan darah di bagian tungkai sehingga mengurangi arah balik vena dan mengurangi curah jantung.
Tanda kehamilan : syncope
Ketidaknyamanan fosiologis :
pusing sampai pingsan
Kebutuhan fisiologis : bangun
secara perlahan-lahan dari posisi istrhat, hindari berdiri terlalu lama,
hindari lingkungan yang terlalu ramai dan berdesak- desakan, hindari berbaring
dalam posisi supine.