SATUAN
ACARA PENYULUHAN
(SAP)
POKOK
BAHASAN :
SUB
POKOK BAHASAN : ASI
Eksklusif
HARI/TANGGAL :
WAKTU :
PENYAJI :
SASARAN : Ibu
yang memiliki Bayi
TEMPAT :
A.
Tujuan
1.
Tujuan
Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan
tentang Asi Eksklusif dan MP-ASI selama 35 menit di .... , diharapkan sasaran
mampu memahami tentang Asi Eksklusif
2.
Tujuan
Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan
tentang Asi Eksklusif selama 35 menit di .... , diharapkan sasaran mampu :
a. Menyebutkan
pengertian Asi Eksklusif tanpa melihat leaflet
b. Menyebutkan
manfaat ASI Eksklusif
c. Menyebutkan
cara memperbanyak ASI
d. Menyebutkan
cara memberikan ASI pada ibu yang Bekerja
e. Menyebutkan
tanda bayi cukup ASI dan tanda bayi kurang ASI
B.
Materi
Terlampir
C.
Kegiatan
Penyuluhan
No.
|
Tahap
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Kegiatan Peserta
|
Media dan Alat Penyuluhan
|
Meotde Penyuluhan
|
1.
|
Pendahuluan
(5 menit)
|
a. Memberikan
salam dan perkenalan
b. Menjelaskan
kontrak waktu yang dibutuhkan
c. Apersepsi
kepada ibu
|
a. Menjawab
salam
b. Memperhatikan
c. Memberikan
tanggapan dan pendapat
|
|
Ceramah
Ceramah
Ceramah
|
2.
|
Penyajian
(20 menit)
|
Menjelaskan
materi penyuluhan secara berurutan dan teratur
|
Memperhatikan,
memberi tanggapan dan pendapat
|
Leaflet
dan phantom bayi
|
Ceramah
dan Diskusi
|
|
|
Materi I :
a. Pengertian
Asi Eksklusif tanpa melihat leaflet
b. Manfaat
Asi Eksklusif
c. Cara
memperbanyak Asi
d. Cara
memberikan Asi pada ibu yang Bekerja
e. Tanda
bayi cukup Asi dan tanda bayi kurang Asi
|
|
|
|
3.
|
Penutup
(10 menit)
|
a. Memberikan
pertanyaan kepada ibu tentang materi yang telah disampaikan
b. Menyimpulkan
materi yang telah disampaikan
c. Menutup
materi dengan ucapan salam dan terimakasih
|
Memberikan
tanggapan dan pertanyaan
Memperhatikan
dan memberikan respon
Menjawab
salam
|
|
Diskusi
dan
Ceramah
|
D.
Media
Dan Alat Penyuluhan
1. Leaflet
2. Phantom
bayi
E.
Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya
jawab
4. Evaluasi
F.
Evaluasi
Lampiran
Materi I
ASI
EKSLUSIF
A. Pengertian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6
bulan tanpa tambahan makanan ( pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, nasi
tim, dll ) maupun cairan ( susu formula, air jeruk, madu, air teh, air putih
dll ) kecuali vitamin, mineral dan obat.[1]
Berdasarkan waktu produksinya, ASI dibedakan menjadi
3 jenis yaitu :
1. Kolostrum
Kolostrum adalah cairan yang
pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan
redual material, yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar mammae
sebelum dan sesudah melahirkan anak. Kolostrum diproduksi pada beberapa hari
pertama setelah bayi dilahirkan. Kolostrum banyak mengandung protein dan
antibody. Wujudnya sangat kental dan jumlahnya sangat sedikit. Kolostrum mampu
melapisi usus bayi dan melindunginya dari bakteri, serta sanggup mencukupi
nutrisi bayi pada hari pertama kelahirannya. Secara berangsur-angsur, produksi
kolostrum berkurang saat air susu keluar pada hari ketiga sampai hari kelima.
2. Foremilk
Air susu yang keluar pertama kali
disebut susu awal ( foremilk ). Air susu ini hanya mengandung sekitar 1-2 %
lemak dan terlihat encer, serta tersimpan dalam saluran penyimpanan. Air susu
tersebut sangat banyak dan membantu menghilangkan rasa haus pada bayi.
3. Hindmilk
Hindmilk keluar setelah foremilk
habis, yakni saat menyusui hamper selesai. Hindmilk sangat kaya, kental, dan
penuh lemak bervitamin. Air susu ini memberikan sebagian besar energy yang
dibutuhkan oleh bayi.[2]
(Siti, Nur Khamzah. 2012. Segudang Keajaiban ASI yang Harus Anda
Ketahui. Yogyakarta : FlashBooks. Hal : 48-51)
B. Manfaat ASI Eksklusif
1.
Manfaat
ASI bagi ibu
a. Ibu
tidak akan mengalami menstruasi dalam beberapa bulan ( dapat digunakan sebagai
KB alami ).
b. Mempercepat
proses pemulihan rahim.
c. Mempercepat
proses pembentukan tubuh ke ukuran semula.
d. Murah,
lebih mudah, lebih ramah lingkungan.
e. Lebih
praktis, Ibu dapat melakukannya dimana saja.
f. Mengurangi
resiko kanker payudara, kanker ovarium, infeksi saluran kencing, dan
osteoporosis.
g. Memberikan
kesenangan dan kepuasan bagi ibu.[3]
h. Mencegah
perdarahan setelah persalinan.
i.
Mengurangi anemia.[4]
2.
Manfaat
ASI bagi Bayi
a. Merangsang
panca indra manusia.
b. Memberikan
kehangatan dan kenyamanan bayi.
c. Menjaga
terhadap penyakit, alergi, SIDS, infeksi lambung dan usus, dan sembelit.
d. Membantu
mengembangkan rahang dan otot wajah dengan benar.
e. Mudah
dicerna.
f. Perkembangan
otak dan meningkatkan IQ.[5]
g. ASI
dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
h. ASI
untuk tumbuh kembang anak yang optimal.
i.
Menurunkan resiko kanker pada anak,
penyakit kardiovaskuler, penyakit kuning, diabetes mellitus dan gigi berlubang.[6]
C.
Cara
Memperbanyak ASI
1.
Tingkatkan frekuensi menyusui atau
memompa/memeras ASI. Jika anak belum mau menyusu karena masih kenyang, perahlah
atau pompalah ASI. Produksi ASI prinsipnya based on demand jika makin sering
diminta/disusui/diperas maka makin banyak ASI yang diproduksi.
2.
Kosongkan payudara setelah anak selesai
menyusui. Makin sering dikosongkan, maka produksi ASI juga makin lancar.
3.
Ibu harus dalam keadaan rileks, kondisi
psikologis ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Bila ibu
mengalami gangguan psikologis maka, pada saat bersamaan ratusan sensor pada
otak akan memerintahkan hormone oksitosin untuk bekerja lambat. Oleh karena
itu, ciptakan suasana rileks. Disini sebetulnya peran besar sang ayah.
4.
Hindari pemberian susu formula.
Terkadang karena banyak orangtua merasa bahwa ASI nya masih sedikit dan takut
anak tidak kenyang, banyak yang segera memberikan susu formula. Padahal
pemberian susu formula itu justru akan menyebabkan ASI semakin tidak lancar.
Bayi relative malas menyusu atau malah bingung putting terutama pemberian susu
formula dengan dot. Semakin sering susu formula diberikan maka ASI yang
diproduksi makin berkurang.
5.
Hindari penggunaan dot, empeng dan
sejenisnya. Jika ibu ingin memberikan ASI peras/pompa berikan ke bayi dengan
menggunakan sendok, bukan dot. Saat ibu memberikan dengan dot, maka bayi dapat
mengalami bingung putting. Khususnya pada bayi yang baru dilahirkan atau dalam
proses belajar menyusu. Kondisi dimana bayi hanya menyusu di ujung putting
seperti ketika menyusu dot. Padahal cara menyusu yang benar adalah seluruh
areola ibu masuk ke dalam mulut bayi. Akhirnya bayi menjadi malas menyusu
langsung dari payudara ibu lantaran merasa sulit mengeluarkan ASI.
6.
Ibu menyusui mengkonsumsi makanan
bergizi.
7.
Lakukan perawatan payudara, pemijatan
payudara dan kompres air hangat dan air dingin bergantian.[7]
8.
Tanamkan niat yang kuat sejak hamil,
bahwa setelah si bayi lahir akan disusui sendiri. Niat yang kuat sangat
berpengaruh bagi kelancaran ASI. Sedini mungkin mengumpulkan informasi tentang
ASI dan menyusui, baik melalui media elektronik, buku, tabloid, internet dan
diskusi dengan ahli kebidanan atau mendatangi klinik-klinik laktasi.
9.
Posisi ibu dan bayi pastikan dalam
kondisi yang benar setiap kali menyusui. Kesalahan posisi bias membuat ASI
tidak disusui secara sempurna,putting lecet, bayi hanya menghisap udara karena
cairan ASI tidak keluar.[8]
D.
ASI
pada Ibu Bekerja
1. Niat
yang ikhlas dan tulus akan menumbuhkan motivasi untuk memberikan makan yang
terbaik agi buah hati anda yaitu ASI
2. Percaya
diri bahwa ASI akan cukup memenuhi kebutuhan bayi kita.
3. Susuilah
bayi sebelum berangkat.
4. Pada
saat di rumah, usahakan sesering mungkin menyusui bayi anda.
5. Selama
cuti dan hari libur usahakan langsung susui bayi jika dia tampak lapar. Jangan
menambah stok ASI.
6. Pompa
ASI pada malam hari bila bayi sudah tidur dan pada siang hari bila berada di
kantor setiap 3-4 jam sekali, berapapun hasilnya.
7. Bila
di rumah langsung simpan dalam botol ASI yang terbuat dari kaca karena bila di
simpan dalam botol plastic lemaknya sering tertinggal di dalam botol tersebut.
8. Usahakan
ASI yang disimpan di dalam lemari pendingin hanya diberikan pada saat ibu tidak
di rumah.
9. Bawalah
cool box atau termos es kalau di kantor tidak terdapat lemari
pendingin/freezer.
10. Kualitas
ASI masih baik di dalam suhu lemari pendingin dalam waktu 72 jam (3 hari). Bila
tidak dikonsumsi selama kurun waktu 3 hari itu, ASI dapat bertahan sampai 6
bulan bila dibekukan dlaam suhu di bawah -20 derajat celcius.
11. Sedangkan
dalam suhu ruangan dengan wadah tertutup ASI masih baik diberikan dengan tenggat
waktu selama 6-8 jam.
12. ASI
tidak boleh dimasak karena akan merusak kandungan nutrisinya. Terlebih lagi
jangan dipanaskan di microwave karena selain nutrisinya akan rusak, ada bahaya
pemnasan yang berlebihan.
13. Sebelum
diberikan kepada bayi, ASI yang telah didinginkan, cukup dihangatkan dengan
merendamnya dalam air hangat atau dibiarkan dalam suhu ruangan 25° C
14. Bila
ASI yang telah dihangatkan masih bersisa, sisanya tidak boleh disimpan kembali
kedalam lemari pendingin, sehingga sebaiknya hanya menghangatkan ASI sejumlah
yang dapat dihabiskan oleh bayi dlam sekali minum.[9]
Teknik
Memerah ASI yang benar
Menggunakan
jari :
Caranya
: tempatkan tangan di salah satu payudara, tepatnya di tepi areola. Posisi ibu
jari terletak berlawanan dengan jari telunjuk. Tekan tangan ke arah dada, lalu
dengan lembut tekan ibu jari dan telunjuk bersamaan. Pertahankan agar jari
tetap di tepi areola, jangan sampai menggeser ke putting. Ulangi secara teratur
untuk memulai aliran susu. Putar perlahan jari di sekeliling payudara agar
seluruh saluran susu dapat tertekan. Ulangi untuk payudara lain dan jika
diperlukan, pijat payudara diantara waktu-waktu pemerasan. Ulangi pada payudara
pertama, kemudian lakukan lagi pada payudara kedua. Taruh cangkir bermulut
lebar yang sudah disterilkan di bwah payudara yang diperah. Waktu yang dibutuhkanpun tak sampai setengah
jam, sedangkan susu yang terkumpul bias mencapai 500 cc.[10]
E.
Tanda
Bayi Cukup ASI
1. Adanya
pertambahan berat badan yang cukup signifikan.
2. Minimal
ditemukan 6 buah popok yang basah-minimal satu kali sehari buang air besar di
minggu 4-6 pertama, setelah minggu ke enam mungkin saja pupnya tidak selalu
tiap hari.
3. Berat
badan bayi meningkat satu ons sehari pada usia 3 bulan pertama, dan setengah
ons sehari saat usia 3-6 bulan. Bayi baru lahir biasanya akan kehilangan 5-10
persen dari berat badan saat dilahirkan. Dan abayi sudah kembali sampai berat
kelahirannya menjelang 10-14 hari sesudah kelahiran. Berat yang diperoleh
adalah cara tebaik untuk meyakinkan bayi anda mendapat cukup susu.
4. Pada
awal bulan kehidupannya bayi setidaknya mengeluarkan 3 kali pup setiap harinya.
Dengan warna kekuning-kuningan. Stelah berusia satu bulan, frekuensi pupnya
berkurang. Beberapa bayi bahkan hanya pup sekali dalam satu atau dua hari.
5. Bayi
sering menyusu, setiap 2-3 jam, minimal 8-12 kali menyusu dalam sehari.
6. Ibu
mendengar bayi menelan susu dan terkadang melihat susu di ujung mulutnya.
7. Bayi
terlihat sehat dan aktif.
8. Bayi
pipis 7-8 kali setiap hari.[11]
F. Tanda Bayi kurang ASI
1. Berat
badan bayi stabil atau kurang dibanding sebulan sebelumnya.
2. Pertumbuhan
motoriknya lebih lamban dibanding bayi yang sehat.
3.
Bayi sering murung menangis, rewel, yang
biasanya terjadi karena bayi kelaparan.
Keterangan :
Bayi kurang ASI tidak selalu karena
produksi ASI ibu yang kurang melainkan seringkali karena posisi saat menyusui
bayi salah.[12]
DAFTAR
PUSTAKA
Damayanti, Diana. 2010. Makanan Pendamping ASI Tips Kenalkan Rasa dan Tekstur Makanan Baru
untuk anak usia 6-12 bulan plus 25 resep praktis. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama
Derni, Meidya; Orin, 2007. Serba-serbi Menyusui. Jakarta : Warm
Publishing.
Hayati, Aslis Wirda. 2009. Buku Saku Gizi Bayi. Jakarta
: EGC
Khamzah, Siti Nur. 2012. Segudang Keajaiban ASI yang Harus Anda Ketahui. Yogyakarta :
FlashBooks.
Prabantini, Dwi. 2010. A-Z Makanan Pendamping ASI. Yogyakarta : ANDI
Prasetyono, Dwi Sunar. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Diva Press : Yogyakarta.
Proverawati, Atikah; Eni Rahmawati. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Syarifah, Rosita. 2008. Asi Untuk Kecerdasan Bayi. Jogjakarta :
Ayyana. Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk
Untuk Tenaga Kesaehatan. Jakarta : EGC.
Yuliasti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan, dan
Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta : ANDI
[1] Dwi Sunar Prasetyono. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Diva Press :
Yogyakarta. Hal : 26
[2] Dwi Sunar Prasetyono. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Diva Press :
Yogyakarta. Hal : 94-96
[3] Atikah Proverawati; Eni
Rahmawati. 2010. Kapita Selekta ASI dan
Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika. Hal 71-72
[5] Atikah Proverawati; Eni
Rahmawati. 2010. Kapita Selekta ASI dan
Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika. Hal 73-74
[6] Siti Nur Khamzah. 2012. Segudang Keajaiban ASI yang Harus Anda
Ketahui. Yogyakarta : FlashBooks. Hal : 67-185
[7] Meidya Derni dan Orin, 2007. Serba-serbi Menyusui. Jakarta : Warm
Publishing. Hal. 44-46
[8] Syarifah Rosita. 2008. Asi Untuk Kecerdasan Bayi. Jogjakarta :
Ayyana. Hal 76-77
[9] Meidya Derni dan Orin, 2007. Serba-serbi Menyusui. Jakarta : Warm
Publishing. Hal. 28-29
[10] Syarifah Rosita. 2008. Asi Untuk Kecerdasan Bayi. Jogjakarta :
Ayyana. Hal 60-62
[11] Meidya Derni dan Orin, 2007. Serba-serbi Menyusui. Jakarta : Warm
Publishing. Hal. 46-47
[12] Syarifah Rosita. 2008. Asi Untuk Kecerdasan Bayi. Jogjakarta :
Ayyana. Hal 78