Kehamilan
merupakan suatu momen yang didambakan oleh setiap pasanganan sudah menikah,
terutama perempuan. Sebagian besar dari mereka menyambunya dengan suka cita,
karena tak lama lagi buah hati yang didambakan akan lahir dan hidup ke dunia
yang akan menjadi generasi penerus mereka. Namun, terkadang kehamilan terasa
berat dijalankan, karena berbagai kebebasan perempuan yang dimiliki kini
terkurangi dan akan hilang untuk sementara waktu.
Perempuan hamil akan mengalami perubahan-perubahan psikologis baik perubahan
positif maupun negatif. Perubahan positif seperti munculnya sifat keibuan dan
pemahaman yang lebih baik tentang peran ibu terhadap anak-anaknya. Prubahan
negatif biasanya mengiringi ibu hamil, diantaranya muncul konsep diri negatif,
seperti perempuan hamil merasa secara fisik tidak menarik lagi, sehingga
memiliki kekhawatiran ditinggal suaminya. Untuk itu, perempuan hamil
membutuhkan dukungan psikologis maupun psikososial dari orang-orang terdekat
yang berada di lingkungannya.
Kondisi stress dan cemas hampir meliputi semua perempuan hamil, lebih-lebih
pada kehamilan pertama dimana individu sama sekali kurang mengerti
perubahan-perubahan yang baru terjadi. Secara umum dukungan psikososial dapat
menurunkan tingkat stress dan bahkan dapat menjaga kesehatan mental yang
bersangkutan.
Berbagai macam tipe dukungan psikososial yang telah diidentifikasikan dan
dikategorisasikan, misalnya dukungan harga diri, dukungan informasi, dukungan
yang debrikan secara nyata, dan persahabatan sosial (Wheatly, 1998).
Sumber-sumber dukungan psikososial, sebagai berikut:
• Suami
Suami merupakan main supporte pada masa kehamilan. Kerana dukungan suami pada
masa kehamilan dapat terbukti dapat meningkatkan kesiapan istri yang hamil
dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan. Dengan kondisi seperti ini
perempuan hamil psikologisnya relatif stabil yang dapat memicu produksi ASI.
• Anggota keluarga lainnya
Anggota keluarga yang supportif sangat berperan terhadap kondisi emosional
perempuan hamil.
• Lingkungan
Meskipun linkungan sosial perannya tidak begitu besar seperti keluarga sendiri
namun ini juga mendukung kondisi kehamilan ibu, seperti orang-orang selain
keluarga memberi informasi seputar kebiasaan-kebiasaan dan hal-hal yang
sebaiknya tidak dilakukan waktu hamil.
Dampak positif dukungan psikososial
Selama kehamilan, dukungan psikososial, sangat membantu dalam menjaga atau
mengontrol kondisi emosional, tiga fungsi dukungan psikososial yang disebut
health-sustaining (Schumaker & Brownell (1984), sabagai berikut:
a. Gratification of affiliative needs, yaitu dukungan psikososial untuk
menegaskan bahwa seseorang merupakan bagian dari kelompok dan diterima dalam
norma-norma masyarakat.
b. Self-identity maintanance and enhancement, yaitu dukungan sosial berfungsi
sebagai baromater untuk mengukur kualitas interaksiseseorang dengan orang lain.
c. Self-esteem eanhancement, yaitu sebagai penegasan kembali atas nilai-nilai
yang dimiliki oleh yang bersangkutan kepada orang lain bahwa dirinya adalah pribadi
yang baik.